“SURAT DARI BANGSA”
A. NASUTION
Kutulis surat ini,
Tatkala
mataku merah melihat cuaca negeri ini
Tatkala hatiku sedih melihat anak bangsa
ini
Tatkala diriku malu melihat ayah bundaku ini
Tatkala jiwaku letih melihat pemeluk
Islam ini
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selaku anak bangsa
Terpaksa kutuliskan betapa sedihnya
melihat anak generasi bangsa
Sedih melihat tingkah hidup
Generasi Islam lebih dekat dengan kotak
kecil
Di tangan generasi kebanggaan Islam
lebih banyak handpon ketimbang Al-Qur’an
Tiada hari tanpa fesbuk
Tiada waktu tanpa instagram
Tiada masa yang tersisa kecuali untuk
online dan chating
Lihatlah….., generasi Islam Lebih hafal
tembang lagu ketimbang ayat Al-Qur’an
Jangan tanyakan kepada anak bangsa kita
ini, pada pada juz berapa surat
Al-Maidah itu
Mungkin mereka akan menjawab sambil
geleng kepala
Dua kalimat untuk itu
Baca Qur’an ditinggalkan
Baca status ditingkatkan
Kesedihanku bertambah lagi
Tatkala anak generasi bangsa terlibat
masalah
Dari membunuh hingga memperkosa
Dari narkoba hingga begal
Dari zhalimin hingga munafikin
Berita itu meluncur dengan lancar
Berjejer di konsumsi media
Sebegitu parahnyakah generasi bangsa
ini?
Di negeri sebelah generasi Islam rajin
Sholat
Di negeri ini generasi Islam alergi
sholat
Tidak banyak memang generasi negeri ini melaksanakan shalat
Sementara banyak sekali generasi ini
yang enggan laksanakan sholat
Seolah-olah taubat bagaikan laknat
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selaku anak bangsa
Saya malu melihat ayah bundaku
Derajat dan kedudukan tak dihiraukan
Ayah bundaku dulu…
Selalu mejadi panutan
Mereka gudang nasehat
Untaian kata yang keluar dari bibir
mereka laksana butiran peluru penghunjam kalbu
Tak ada yang berani melawan, sebab sagah
jiwa terpampang di muka
Larangan menjadi kewajiban
Suruhan menjadi keharusan
Ayah bundaku kini….
di relung hatinya menangis tersedu
Nasehat mu bagaikan racun bagi keinginan
anakmu
Tak jarang suruhan mu diacuhkan
Sosok ayah bunda ibarat angin lalu hanya
pelengkap keinginan
Jangan tanyakan berapa kali hati ayah
bundaku tersakiti oleh kelantangan sang anak
Berapa kali ketersinggungan ulah sang
anak
Mungkin melebihi dari kesenangan yang
diterima sang anak
Menangislah duhai ayah bundaku
Biar dunia ini banjir dengan air matamu
Agar
dunia tahu bahwa tangisanmu mampu merendam bongkahan kesuksesan anakmu
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selaku anak bangsa
Mata ini merah……. merah menanggung marah
Marah dan merah melihat hiruk pikuknya
cacian, sanjungan, dan jilatan di negeri ini
Mataku tak sanggup melihatnya
Telingaku tak sanggup mendengarnya
Tanganku tak sanggup melarangnya
Semuanya berseleweran dalam lingkaran
kehidupan nyata
Mengapa harus marah….
Mengapa harus merah…..
Siapa yang tak marah menyaksikan yang
baik diputarkan jadi buruk
Sementara yang buruk dibalikkan jadi
baik
Membangun jadi masalah….Merusak tiada
masalah
Pembangunan dijadikan lelucon
Lelucon untuk menyudutkan yang membangun
Yang membangun disindir yang tersindir
bangga
Jangan tanyakan berapa banyak kemajuan
dari hasil pembangunan ini
Mungkin beribu hasil tercipta
Jangan tanyakan berapa banyaknya korban
dari pembangunan di nusantara kita ini
Mungkin beratus korban mendekam di
jeruji besi
Tidak salah bila melihat sisi negatif
Benar juga kalau melirik sisi positif
Lihatlah, betapa banyaknya yang
mengatakan pembangunan berjalan lancar
Lihat jugalah banyaknya yang berceloteh lirih.
Semua tompang tindih, entah mana yang
benar… entah siapa yang salah
Akhirnya fikiran bingung, lidah keluh,
terbersit ungkapan… perbuatlah, sebab kami pasti diam
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di akhir kata dalam surat dari bangsa
ini
Titip salam buat anak bangsa
Tolong sampaikan bahwa walaupun anak
titipan sang ilahi
Namun Ridho Ilahi berada pada ridhonya
ayah bunda
Titip salam buat para pemimpin
Tolong sampaikan bahwa dibalik
kesuksesan lebih banyak pertanggungan
Titip salam buat ayah bundaku
Tolong sampaikan bahwa kesabaranmu
adalah rahmat bagi diri dan anakmu
Titip rindu buat ulama
Tolong tunjukkan taring kebaikanmu
Demi meluruskan kebengkokan yang
menjamur di setiap sudut
Agar terkabul nusantara “Baldatun
thayyibatun wa rabbul Ghafur”