LEKTUR MODEREN PSIKOLOGI ISLAM[1]
Oleh: Abdusima Nasution
A.
Pendahuluan
Memahami ilmu harus dengan membaca
buku yang relevan dengan pembahasannya. Namun penyeleksian buku yang dibaca
juga membutuhkan kejelian sehingga menambah kualitas keilmuwan. Kejelian dalam
menilai kualitas konten (isi) buku dimulai dari sampul depan hingga daftar
pustaka. Termasuk riwayat penulis, isi pembahasan, relevansi daftar pustaka,
hingga kesesuaian dengan konteks keilmuwan.
Psikologi Islam merupakan salah satu
cabang dari ilmu psikologi. Beberapa hasil karya yang telah dibuat berkaitan
dengan psikologi islam. walaupun tidak banyak, namun usaha tersebut minimal
telah mulai menyahuti keinginan insan pelajar dan mahasiswa dalam mendalami ilmu psikologi. Beberapa buku
yang telah ada, ternyata mempunyai beberapa kelemahan disamping kelebihan yang
harus diakui secara keilmuwan. Kelemahan-kelemahan itu tampak dari konten yang
terkadang tampak lemah seperti konten (isi) yang dangkal, isi yang belum
menyentuh dan menjawab indikator psikologi islam, serta aplikasi psikologi
islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini, akan diungkapkan
sedikit penilaian terhadap buku-buku psikologi islam yang ada. penilaian ini
setidaknya akan memberikan nilai plus dalam perbaikan ke depan untuk memaksimalkan
kualitas buku psikologi islam. namun harus difahami makalah ini bukan berarti
memunculkan image tidak menghargai hasil karya anak bangsa.
B.
Pembahasan.
Dari beberapa buku yang membicarakan
tentang psikologi Islam, di bawah ini akan dianalisis beberapa sampel buku
saja. Pengambilan sampel-sampel buku ini dianggap telah mewakili dari
keseluruhan lektur moderen psikologi
Islam. walaupun di sana-sini didapati berbagai kelebihan dan kekurangan.
a.
“Kepribadian
dalam Psikologi Islam” (Karya: Dr. H. Abdul Mujib, M.Ag).
-
Identifikasi
fisik buku
Judul
Buku :Kepribadian Dalam Psikologi
Islam
Pengarang
: Dr. H. Abdul Mujib, M.Ag
Edisi
1-2
Penerbit
: PT. Raja Grafindo Persada
Tahun
Terbit : 2007
Jumlah
: 409 halaman
Buku ini telah
dicetak 2 (dua) edisi . Penerbit buku ini adalah PT. Grafindo Persada di
Jakarta dengan tahun terbit tahun
2007. Penulis buku ini (Abdul Mujib), merupakan seorang dosen pada
fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Latar
belakang pendidikannya dimulai dengan S1 di IAIN Malang fakultas Tarbiyah
jurusan Pendidikan Agama Islam, dilanjutkan dengan jenjang S2 di IAIN Padang
dalam konsentrasi Pendidikan Islam, sedangkan S3 (program Doktor) nya di UIN
Syarif Hidayatullah pada prodi Pengkajian Islam. Adapun hasil karya Abdul
Mudjib yang bertalian dengan Psikologi Islam antara lain: RUH DAN PSIKOSPIRITUAL ISLAM Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2008,
ILMU PENDIDIKAN ISLAM,
Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006,
NUANSA-NUANSA PSIKOLOGI ISLAM, Jakarta:
Rajawali Press - PT RajaGrafindo Persada, 2003, APA ARTI
TANGISAN ANDA: Seri Psikologi Islam, Jakarta: Srigunting. PT RajaGragindo Persada, 2004, FITRAH DAN KEPRIBADIAN ISLAM (SEBUAH PENDEKATAN PSIKOLOGIS), Jakarta: Darul Falah, 1999, dan KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI ISLAM, Jakarta: Rajawali Press - PT RajaGrafindo Persada, 2006.
-
Deskripsi Konten (isi) buku.
Sebenarnya kalau didalami konten (isi) dari buku ini
mendeskripsikan tentang dua hal, yaitu : akhlak dan kepribadian. Hal ini dapat
dibuktikan dengan pembahasan yang
berputar hanya sekitar dua hal itu. Buku ini terdiri atas 10 bab, dimulai
dengan pendahuluan sebagai pengantar ke Islam dan psikologi. Setelah membaca buku ini, maka ada kesan yang dapat dinyatakan bahwa buku ini
menggabungkan dari tiga konsep dasar Islam yaitu: aqidah, syariah, dan akhlak
kemudian dihubungkan dengan kejiwaan
muslim.
Keimanan (rukun iman) yang enam seperti iman kepada Allah,
malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, dan taqdir dikaitkannya dengan kejiwaan
muslim dan dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Syariah (ibadah) dimulai dari syahadat, puasa, shalat, zakat,
dan haji juga dihubungkan dengan perkembangan jiwa muslim dalam ketaatan serta
menumbuhkembangkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Selanjutnya dalam buku
itu diuraikan tentang kepribadian muslim dalam beraktifitas sebagai wujud dari
akidah dan syariah yaitu ihsan. Perbuatan-perbuatan baik yang lahir dari
kestabilan pribadi secara psikologi akan membuahkan nilai-nilai akhlakul
karimah.
Pembahasan selanjutnya dalam buku itu diberikannya uraian tentang
gangguan yang dapat merusak pribadi muslim yang akan merusak jiwa dan kepribadiannya.
Diakhir buku itu diberikannya tips untuk menumbuhkembangkan kepribadian muslim
guna memperbaiki diri kedepan sehingga kejiwaan atau kepribadian terkendali
dengan baik sesuai ajaran Islam yang akan memperbaiki tatanan kehidupan. Demikianlah
konten dari buku yang ditulis oleh Abdul Mujib yang berjudul “ Kepribadian
dalam Psikologi Islam”.
-
Khazanah
literatur buku berjumlah 162 buku. Melihat data buku bacaan beradasarkan daftar
pustakanya, sekilas disebutkan buku-buku yang beraneka ragam dari para penulis.
Mulai dari buku yang ditulis oleh ulama Timur Tengah, ilmuwan Barat, hingga penulis Indonesia.
-
Salah
satu kiritik lagi kepada buku ini ialah konsep yang terlalu sederhana. Ide yang
dimunculkan akhirnya tidak terlalu kompleks dan terkesan mekanistik. Namun,
kita harus memberikan apresiasi kepada Mujib karena dengan keilmuan psikologi
yang otodidak saja dapat menulis buku ini.
b.
“Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami” (Karya: Hanna Djumhana Bastaman)
-
Identifikasi
fisik buku
Judul Buku:
Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami
Pengarang :
Hanna Djumhana Bastaman
Edisi:
Sudah mendapat 5 kali cetakan,
Penerbit : PT. Raja
Grafindo Persada
Tahun Terbit : 2011
Jumlah : 229 halaman.
Dikalangan mahasiswa, khususnya fakultas psikologi nama Hanna
Djumhana Bastaman tidak asing lagi. Buku yang dikarangnya yang berkaitan dengan
psikologi ternyata mampu menyita perhatian para pelajar guna mendalami ilmu
psikologi. Tak heran, apabila bukunya digandrungi oleh pelajar.
Hanna Djumhana Bastaman lahir di Padaherang, Jawa Barat pada 4
November 1939. Jenjang pendidikannya S-1 diselesaikannya di fakultas Psikologi
Universitas Indonesia, dan S-2 nya juga diseselsaikannya pada perguruan tinggi
yang sama. Selain salah satu dosen di UI, beliau juga mengajar di perguruan
tinggi lainnya dalam mata kuliah yang berkaitan dengan psikologi.
Tulisan-tulisan yang berhubungan dengan psikologi banyak yang telah
diedarkan, selain buku Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi
Islami seperti : Metodologi Psikologi Islami, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2000. Membangun Paradigma Psikologi Islami, Sipress,
Yogyakarta, 1994. Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam, Paramadina,
Jakarta, 1996. Islamisasi Sain dengan Psikologi Sebagai Ilustrasi,
Ulumul Qur’an, No. 8/II, 1991. Corak Philosofis Psikologi Islami, Ulumul
Qur’an , No. 4/III, 1992, dan Dilema Psikolog Muslim: Sebuah Tantangan dan
Peluang, Kalam, 1992.
-
Deskripsi
konten (isi) buku
Sebelum membicarakan tentang isi dari buku ini, harus difahami
bahwa isi dari buku ini merupakan kumpulan makalah yang yangtelah
disampaikannya dalam beberapa seminar psikologi. Makalah-makalah yang
disampaikannya itu dikumpulkan kemudian diedit menjadi sebuah buku psikologi
islami.
Satu hal yang menjadi ciri khas buku ini adalah dengan penggunaan
kata Integrasi. Dari awal judul saja, maka jelas nampak bagaimana penulis ingin
memberikan psikologi Islam yang kompleks dan universal. Unsur-unsur yang ada
pada manusia dikaji dari berbagai aspek kemudian terintegrasi (dipadukan) dalam sebuah psikologi berdasarkan Islam.
Buku ini terdiri atas 4 bagian. Pada awal tulisannya dimulainya
dengan sebuah pertanyaan “What’s in a Name?”. dalam prolog ini
diuraikannya tentang hal-hal pokok, gambaran, serta ide pokok dalam memahami
psikologi Islami.
Bagian pertama, buku ini memberikan informasi tentang keterkaitan
antara Islam, Sains, dan Islamisasi Psikologi. Dalam hal ini, penekanannya
dititik beratkan kepada psikologi yang berwawasan Islami. Penanaman hubungan
ini bertujuan agar pembaca faham tentang keterikatan Islam dengan perkembangan
sains dan aspek islamisasi psikologi. Pada dasarnya Islam dan sains selalu
bergandengan dalam peningkatan ilmu psikologi. Ilmu tanpa agama menjadi tanpa
arah. Maka dari itu pengendalian sains harus dimaknai dengan kontrol agama.
Maka dalam memahami agama dan sains itulah dibutuhkan psikologi Islami. Ada
beberapa hal yang harus dilakukan dalam menghubungkan antara sains dengan
agama, seperti: similarisasi, paralelisasi, komplementasi, komparasi,
induktifikasi, dan ferivikasi.
Pada bagian kedua, buku ini mengetengahkan tentang Manusia dalam
Perspektif. Pada bab ini manusia dibahas melalui tiga versi, yaitu versi Imam al-Ghazali, versi aliran psikologi moderen seperti
Psikoanalisis, Aliran Prilaku, dan Psikologi Humanistik, serta versi Erich
Fromm. Ketiga konsep yang digunakan dalam menkaji manusia itu, kemudian
dianalisis melalui pandangan al-Qur’an.
Bagian ketiga dalam buku ini, menguraikan tentang Pandangan Islam
tentang Pribadi Yang Sehat. Dalam pembahasan ini digunakan konsep-konsep yang
lebih praktis dan langsung bersentuhan dengan realitas diri. Dimulai dari
penenangan mental melalui zikrullah, ibadah puasa serta kasih sayang sesama
manusia.
Bagian keempat diberikan penjelasan tentang Bimbingan dan
Penyuluhan Masyarakat. Penjelasan ini dimulai dari kondisi kehidupan moderen
ditinjau dari psikologisnya. Sebuah masyarakat dipandang sebagai komunitas yang
diawali dari sebuah perkawinan. Kemudian untuk memberikan penyuluhan bagi
masyarakat sesuai dengan landasan Islam. juga diberikannya tehnik-tehnik yang
digunakan dalam pembentukan masyarakat yang Islami.
-
Adapun
literatur yang digunakan dalam menyusun buku ini, melihat dati daftar
pustakanya ada sekitar 79 buku. Dari keseluruhan literatur itu tidak satupun
menggunakan buku klasik Islam dari Timur Tengah. Semua literatur yang digunakan
teridir atas ilmuwan Indonesia dan ilmuwan Barat.
c.
“Bimbingan Konseling Islami” (Karya: Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed)
-
Identifikasi
fisik buku
Judul
Buku : Bimbingan Konseling
Islami
Pengarang
: Dr. Lahmuddin
Lubis, M.Ed.
Penerbit
: Hijri Pustaka Utama
Tahun
Terbit : 2007
Jumlah
: 176 halaman.
Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed, merupakan sosok yang dikenal di kalangan
mahasiswa terutama di IAIN Sumatera Utara. Selain dosen beliau juga Wakil
Rektor III di perguruan tinggi ini.
-
Deskripsi
konten (isi) buku
Buku yang berjudul Bimbingan Konseling Islami ini teridir atas VII
bab. Bab I: Pengertian Bimbingan dan Konsleing Islami. Disini diuraikan tentang
pengertian dasar bimbingan dan konseling,
landasan, manusia dalam pandangan Islam, tujuan serta fungsi konseling
Islami. Bab II: Persyaratan Konselor Islami. Persyaratan-persyaratan yang
diuraikan berkaitan dengan akademik, persyaratan kepribadian, persyaratan sifat
dan sikap, serta persyaratan yang berkaitan dengan kepemimpinan. babIII: Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Islami. Disini sorotan yang diuraikan dari dua aspek, yaitu konseling secara
umum, dan konseling secara Islami. Bab IV: Pendekatan dalam Bimbingan dan
Konseling Islami. Ada empat pendekatan yang digunakannya yaitu: melalui
nasehat, Mau’izatul Hasanah, Muzadalah, serta Peringatan. Bab V: Ruang Lingkup
Bimbingan dan Konseling Islami. Dalam ruang lingkup itu dijelaskan bahwa ranah
bimbingan konseling Islami itu mencakup keluarga, sosial, keagamaan Islami,
Pendidikan Islami, dan berbagai perilaku yang menyimpang seperti: fanatik, dan
penyakit mental manusia. Bab VI: Keluarga Sakinah. Disini hanya dua pembahasan
yang nampaknya mencakup definisi keluarga sakinah serta upaya dalam mewujudkan
keluarga sakinah itu. Bab VII Rasulullah Konselor Pertama dan Utama. Pada bab
ini semua uraian banyak membicarakan bagaimana rasulullah selaku Konselor
Islami pertama dalam memecahkan permasalahan umat Islam, dan diakhiri dengan
relevansi antara bimbingan konseling dengan ilmu Dakwah.
Dari seluruh isi buku tersebut, dapat dideskripsikan bahwa
psikologi islami itu memang dimulai dengan sistem yang digunakan rasul dalam
memberikan solusi terhadap permaslahan umat islam. kemudian dikembangkan dengan
psikologi masyarakat. Psikologi islami yang dimaksudkan dengan kombinasikan
antara metode bimbingan dan konsleing rasul dengan pendapat ahli.
-
Sementara
itu literatur yang dipakaikan dalam menguraikan isi buku disamping buku
Lahmudin sendiri berjumlah 55 buku. Namun dilirik dari kekuatan akses dengan
literatur Timur Tengah tak satupun buku yang dijadikan literatur bukunya. Buku
yang digunakan kebanyakan buku ilmuwan Indonesia dan ditambah dengan karya
ilmuwan Barat.
C.
Telaah
kritis buku : “Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa” ( Karya: Dr. Muhammad
‘Utsman Najati, Penerjemah Ahmad Rofi’ Usmani).
Judul
Asli : al-Qur’an wa ‘Ilmu al-Nafs
Karangan
: Dr. Mohammad ‘Utsman Najati
Penerbit : Dar al-Syuruq, Kairo, 1402 H, 1982
M
Diterjemahkan
oleh : Ahmad Rofi’ ‘Usmani
Judul : Al-Qur’an dan
Ilmu Jiwa
Penerbit : Pustaka, Bandung,
1405 H, 1985 M
Jumlah
halaman : 328 halaman.
a.
Biografi
Penulis
Dalam
dunia Islam Muhammad Utsman Najati dikenal sebagao seorang tokoh dan ilmuwan
apalagi dalam psikologi Islam. berkaitan dengan biografinya, tidak banyak
literatur yang menjelaskan sejarah kehidupannya.
Bisa saja hal ini diakibatkan karena
sedikitnya perhatian orang dalam memngkaji historitas dirinya karena lebih
mementingkan pola fikir serta sepak terjang dan kualitas buku yang dikarangnya.
Tulisan yang dimuatnya dalam berbagai bukupun tidak diuraikannya secara
gamblang tentang biografinya. Namun yang jelas Muhammad Utsman Najati adalah
seorang sosok pemikir kontemporer yang berasal dari Timur Tengah. Sebagai guru besar psikologi Islam, beliau
telah mengukir keilmuwannya setelah menyelesaikan magisternya pada tahun 1942
dengan judul tesisnya: Panca indera
dalam tinjauan Ibnu Sina. Setelah menyelesaikan risalah itu, maka mulailah dia
memfokuskan pemikirannya tentang konsep kejiwaan yang terkandung dalam
al-Qur’an dan al-Hadis.
Sejak menyelesaikan studinya, pandangan
yang telah dianutnya dalam mewujudkan pemikiran psikologi Islam merambah kepada
pengkombinasian ilmu dengan pandangan psikologi moderen. Menurutnya, salah satu sumber ilmu apalagi
psikologi tidak boleh lepas dari dua sumber Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis.
Sebab Islam (dalam hal ini al-Qur’an)
merupakan kunci pembuka bagi setiap ilmu pengetahuan, dan menjadi jawaban akhir
yang mutlak.
Mohammad ‘Utsman Najati adalah salah
satu dosen Universitas Arab Saudi dan juga sebagai dosen tamu di berbagai
perguruan tinggi di Kairo, dan Kuwait. Keaktifannya dalam memberikan
perkuliahan semakin mengasah keahliannya dalam menciptakan dan menata
sistematika psikologi Islam sampai saat ini melalui hasil karyanya dalam bentuk
tulisan. Bahkan bahan perkuliahan dalam bentuk makalah dan juga ceramah yang
disampaikan dipublikasikan oleh Universitas
Kuwait pada tahun akademis 1967-1968 dalam sebuah buku yang berjudul; Universitas
dan Masyarakat.
Selaku tenaga dosen yang dikagumi,
Mohammad ‘Utsman Najati juga pernah mengajar di Universitas Muhammad Ibnu Sa’ud
al-Islamiyah di kota Riyadh Arab Saudi tingkat S1 jurusan Psikologi Fakultas
Ilmu-ilmu Sosial sejak 1984-1987. Begitulah
sekelumit biografi Mohammad ‘Utsman Najati yang bisa disampaikan sebagai
pengantar dalam mengenal sosok beliau.
b.
Tulisan-tulisan Hasil Karya Mohammad ‘Utsman Najati.
Sebagai seorang ilmuwan, banyak hasil
karya tulisan yang telah dipublikasikan mejadi literatur khazanah kelilmuwan
islam. Dibawah ini buku-bukuyang dikarang berdasarkan tahun penerbitan dari Dar-as-Syuruq
Beirut:.
1.
Al-Qur’an wa ‘Ilm an-Nafs (1987)
2.
Al-Hadis an Nabawiyah wa ‘Ilm an-Nafs (1988)
3.
Al-Idrak al-Hissiy ‘Inda Ibnu Sina: Bahsun fi ‘Ilm an-Nafs
‘Inda Arab (1980)
4.
Ad-Dirasat an-Nafsaniyyah ‘Inda al-‘Ulama al-Muslimin (1993)
5.
Ma’alim at-Tahlil an-Nafsiy terjemahan dari Sigmund Freud (1988)
6.
Salas Rasail fi Nazariyat al-Jins terjemahan dari Sigmund Freud (1988)
7.
‘ilm an-Nafs al-Ikliniki terjemahan dari Juliana, alih bahasa Athiyah Mahmud Hana
dan disunting oleh Muhammad ‘Utsman Najati (1988)
8.
At-Ta’lum terjemahan dari Sanov A. Medenick et al., alih abahasa oleh
Muhammad Imaduddin Ismail oleh ‘Utsman Najati (1988)
Sementara itu ada juga karya-karya
Najati yang diterbitkan oleh Dar-al-Qalam Kuwait, seperti:
1.
‘ilm an-Nafs Fi Hayatina al-Yaumiyyah (1985)
2.
‘ilm an-Nafs wa al-Hayat: Madkhal Ila ‘Ilm an-Nafs wa
Tathbiqati Fi al-Hayat
(1992)
3.
‘ilm an-Nafs asy-Syawaz terjemahan dari Shledon Cashdan, alih bahasa Ahmad ‘Abd
al-‘Aziz Salamah dan disunting oleh Muhammad ‘Utsman Najati
4.
‘ilm an-Nafs as-Sina’iy, 1980 (diterbitkan oleh Muassasah as-Sabah Kuwait
5.
Mafhum as-Sihah an-Nafsiyyah fi al-Qur’an al-Kariem wa
al-Hadis asy-Syarif,
1984 (diterbitkan oleh Nasyrat at-Tib al- Islamiy Kuwait
6.
Az-Zat wa al-Gara’iz, 1969 terjemahan dari Sigmund Freud yang diterbitkan oleh
Maktabah al- Nandah al-Arabiyyah Kairo.
Ada juga buku karya Mohammad ‘Utsman
Najati yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti:
1.
Al-Qur’an wa ‘Ilm an-Nafs (al-Qur’an dan Ilmu Jiwa) yang diterjemahkan oleh Ahmad
Rofi Usmani dan diterbitkan oleh Pustaka Bandung (1985)
2.
Al-Hadis an-Nabawiy wa ‘Ilm an-Nafs, diterjemahkan oleh dua versi
“Psikologi Nabi” oleh Hedi Fajar diterbitkan Pustaka Hidayah Bandung (2005),
dan “Belajar EQ dan SQ dari Sunnah Nabi” oleh Irfan Salim diterbitkan Hikmah
Jakarta (2005)
3.
Ad-Dirasat an-Nafsaniyyah ‘Indal ‘Ulama al-Muslimin (Jiwa dalam Pandangan para Filosof
Muslim) diterjemahkan oleh Gazi Saloom terbitan Pustaka Hidayah Bandung (2002).
c.
Telaah
konten (isi) buku
Buku “Psikologi
dalam al-Qur’an” ini lahir dari buah pikiran DR. Muhammad Utsman Najati tentang
psikolgi Islam. Beliau tertarik untuk memikirkan masalah al-Quran dan psikologi
ketika menulis tesisnya “Panca Indera dalam Pandangan Ibnu Sina”. Menurutnya
untuk memahami pandangan Ibnu Sina tentang psikologi ada baiknya terlebih
dahulu memahami pemahaman-pemahaman dan mendalami berbagai konsep, pandangan,
dan kajian yang ada sebelum Ibnu Sina yang sangat erat kaitannya dengan
Al-Qur’an dan Sunah.
Buku ini berisi
tentang himpunan konsep dan hakikat kejiawaan yang ada di dalam al-Qur’an.
Setiap ayat-ayat yang ada di dalam al-Qur’an di teliti isinya dari berbagai
kitab-kitab tafsir para ulama terdahulu maupun kontemporer. Kemudian ayat-ayat
yang berkaitan dengan konsep-konsep psikologi dikumpulkan dan dikemukakan dalam
buku ini.
Buku ini bukan
merupakan kajian final tentang psikologi dan al-Qur’an, akan tetapi pengarang
mengharapkan buku ini menjadi sumber inspirasi pengembangan Psikologi Islam
dimasa yang akan datang. Buku ini secara umum mengandung dasar-dasar teoritis
yang baru tentang kepribadian yang hakikat dan konsepnya sejalan dengan
kebenaran dan konsep tentang manusia yang termaktub dalam al-Qur’an.
Berikut adalah
tema-tema tentang psikologi di dalam al-Qur’an yang terdapat di dalam buku ini
;
1. Dorongan-dorongan Perilaku menurut Al-Qur’an
Tentang dorongan-dorongan yang
melatarbelakangi manusia bertingkah laku terbagi dua: dorongan fisiologis:
dorongan yang dilatarbelakangi kebutuhan, dan dorongan psikis dorongan akibat
pembelajaran dengan sesama manusia (proses sosialisasi).
Motif adalah
kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup. Motif
melahirkan perilaku dan mengantarkan serta mengarahkan makhluk hidu pada suatu
tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Motif sangat urgent bagi kehidupan
manusia, adanya motif mendorong manusia untuk memenuhi kebutuan hidupnya, serta
menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam kehidupannya dan melestarikan
kehidupannya.
Tema-tema motif
didalam al-Qur’an terdiri dari ; a) motif fisiologis yang terdiri dari motif
menjaga diri dan motif kelangsungan keturunan. b) motif mental – spiritual yang
terdiri dari motif pemilikan, motif permusuhan, motif persaingan, dan motif
beragama. c) motif bawah sadar. Kemudian pada bagian ini juga dikemukakan
tentang pergulatan antar motif, pengendalian motif, dan penyimpangan motif.
2. Emosi menurut
al-Qur’an
Dalam al-Qur’an dasar dari pada
emosi psikologi Islam diisyaratkan pada surat al-Anfal: 8 sebagai berikut:
$yJ¯RÎ) cqãZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# #sÎ) tÏ.è ª!$# ôMn=Å_ur öNåkæ5qè=è% #sÎ)ur ôMuÎ=è? öNÍkön=tã ¼çmçG»t#uä
öNåkøEy#y $YZ»yJÎ) 4n?tãur óOÎgÎn/u tbqè=©.uqtGt ÇËÈ
2. Sesungguhnya orang-orang yang
beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Emosi erat
kaitaanya dengan motif, motif biasanya dibarengi dengan suatu kondisi yang
bersifat instingtif dan emotif. Emosi akan mengarahkan perilaku seperti halnya
motif, contoh emosi takut akan mendorong untuk lari dari bahaya.
Tema-tema emosi
dalam persfektif al-Qur’an adalah ; a) takut, b) marah, c) cinta ; terbagi
menjadi cinta pada diri sendiri, cinta kepada manusia, cinta birahi, cinta
kebapakan, cinta kepada Allah, dan cinta kepada Rasul. d) senang, e) benci, f)
cemburu, g) hasud, h) sedih, i) sesal, j) serta emosi-semosi lainnya seperti
malu, hina, dan sombong atau takabur. Kemudian dikemukakan juga
perubahan-perubahan fisik saat emosi berlangsung seperti perubahan detak
jantung, penyempitan pembuluh darah pada lambung dan usus, mengembangnya
pembuluh darah pada permukaan tubuh, kedua tangan, kaki, kepala yang
mengakibatkan derasnya aliran darah ke jantung. Sehingga volume darah di
jantung meningkat. Kemudian penulis juga mengemukakan pengendalian emosi
seperti perasaan takut mati, perasaan takut miskin, rasa marah, rasa cinta, dan
emosi lainnya.
3. Tanggapan Pancaindera dalam al-Qur’an
Tanggapan paancaindera (Persepsi) merupakan
fungsi penting dalam kehidupan manusia, dengan persepi makhluk hidup dapat
mengetahui sesuatu yang mengganggunya sehingga iapun menjauhinya dan mengetahui
sesuatu yang bermanfaat baginya sehingga ia pun mengupayakannya. Persepsi
merupakan fungsi yang dimiliki oleh semua manusia dan hewan.
Pada bagian ini
Muhammad Utsman Najati mengemukakan indera (mata, telinga, kulit, lidah, dan
hidung) menurut al-Qur’an. Dikemukakan juga persepsi diluar jangkauan manusia
atau extrasensosy perception seperti telestesia yaitu melihat
sesuatu kejadian yang jauh dari luar jangkauan penglihatan, telepati
yaitu mengetahui kata hati atau pikiran seseorang yang berada di tempat jauh, istihtaf
yaitu mendengar seruan atau pembicaraan dari tempat jauh diluar jangkauan
indera pendengar. Kesemuanya itu hanya ada pada segelintir orang yang memiliki
bakat khusus.
Dikemukakan
juga ilusi penglihatan atau kekeliruan dalam penglihatan yang tidak sesuai
dengan kenyataan yang dilihat, seperti fatamorgana yang disangka air pada orang
yang mengalami dahaga. Selanjutnya dikemukakan juga pengaruh motivasi dan nilai
terhadap perhatian dan persepsi seperti yang terjadi pada orang-orang yang
beriman ketika mendengar ayat-ayat bisyarah yang menjadikan mereka dengan penuh
kesadaran memahami ayat-ayat al-Qur’an.
4. Berpikir Menurut
Pandangan al-Qur’an
Berpikir
merupakan proses manusia dalam menerima informasi dari luar, kemudian memproses
informasi untuk mencari maknanya, dan terakhir merespon informasi. Kemembuat
hipotesis, kemampuan berpikir membuat manusia pantas menyandang tugas sebagai
khalifah dan beribadah. Disajikan dalam buku ini langkah-langkah berpikir dalam
mengatasi masalah, yaitu merasakan adanya masalah, mengumpulkan data yang
berkaitan dengan objek masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis, dan
menverifikasi kebenaran hipotesis. Verifikasi kebenaran (penelitian
eksperimental) tergambarkan dalam kisah Ibrahim as. Ketika menyampaikan
permintaannya kepada Allah tentang cara mengidupkan orang mati.
Di akhir bagian ini
dikemukakan beberapa kekeliruan dalam berpikir yang disebabkan oleh berpegang
pada pemikiran-pemikiran lama, kekurangan data, dan bias emosi dan perasaan.
5. Belajar dalam
Pandangan al-Qur’an
Bagian ini
membahas sumber-sumber ilmu di dalam al-Qur’an, belajar bahasa, bagamana adam
belajar bahasa, belajar memilih dan membuat keputusan, cara-cara belajar
menurut al-Qur’an (meniru/imitation, pengalaman praktis dan trial dan
error, serta berpikir), prinsip-prinsip belajar menurut al-Qur’an yaitu
motivasi, pengulangan, perhatian, partisipasi aktif, pembagian belajar, dan
perubahan perilaku secara bertahap.
6. Ilmu Laduni Dalam al-Qur’an
Ilmu laduni
diperoleh melalui ilham dan mimpi. Ilham adalah sejenis ilmu yang dilimpahkan
Allah kepada manusia dan dimasukkan ke dalam qalbunya, shingga tersingkaplah
beberapa rahasia dan jelaslah
beberapa hakikat baginya. Ilmu laduni banyak termuat didalam al-qur’an seperti
kisah daud dan sulaiman di dalam surat al-Anbiya’. Ilham bisa bersifat ilahiah
atau ilham ilahiah dan berupa al-khathiru malikiy (lintasan
pikiran dari malaikat).
Mimpi merupakan
hal yang lumrah terjadi dikalangan manusia. Para ulama dan pemikir mencoba
menafsirkan mimpi dan mengetahui penyebabnya, kesimpulannya mimpi terjadi
sebagai akibat sensasi yang dirasakan manusia saat tidur, baik sensasi dari
pengaruh eksternal maupun internal. Sebagian mimpi lainnya dianggap sebagai
kontinuitas kesibukan berpikir saat terjaga, sebagian lainnya sebagai
pengingatan kembali atas masa lalu.
Al-Qur’an
menyebut adhghatsul ahlam (mimpi yang kacau balau) yaitu mimpi yang
membingungkan, kacau, dan tidak jelas. Adapun istilah ru’ya (mimpi) yang
disebutkan dalam al-qur’an hanyalah mengandung arti mimpi yang benar,
sebagaimana Allh menyampaikan wahyu melalui mimpi kepada rasul-Nya, contohnya
adalah tentang ru’ya Yusuf as. Atau hadits-hadits qudsi dari Nabi Muhammad saw.
7. Ingat dan Lupa Menurut al-Qur’an
Banyak ayat di
dalam al-Qur’an yang mendorong manusia untuk mengingat Allah, ayat-ayat yag
terdapat di dalam ciptaannya, mengingat bukti-bukti, petunjuk, kabar gembira,
dan ancaman yang di bawa para rasulallah. Di dalam al-Qur’an banyak pengulangan
ungkapan “afala tatadzakkarun” (tidakkah mereka ingat), “la’allahum
yatadzakkarun” (agar mereka ingat), “qalilam ma tadzakkarun”
(sedikit sekali mereka yang ingat), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kandungan-kandungan
al-Qur’an seperti di atas menjadi konsep tentang ingat dan lupa di dalam buku
ini. Dikemukakan sub-sub konsep tentang lupa, seperti lupa dalam kaitannya
dengan memori, peristiwa, kelalaian, hilangnya perhatian, dan lupa karena gangguan
setan. Kemudian diakhir pembahasan ini dikemukakan penawar (terapi) lupa yang
ada di dalam al-Qur’an sebagai langkah preventif mencegah kelupaan.
8. Sistem
Saraf dan Otak Menurut
al-Quran
Kajian-kajian
ilmiah kontemporer tentang anatomi dan fisiologi menemukan bahwa otak memiliki
fungsi kontrol dalam tubuh manusia, seperti area motorik yang mengatur gerak /
motor tubuh manusia, area sensoris sebagai tempat bermuaranya unsur peraba dan
sensasi rasa sakit, perubahan temperatur suhu, dan rasa. Kemudian ada area
optik yang merupakan pusat penglihatan, lalu auditori sebagai pusat
pendengaran, di otak juga merupakan tempat koordinasi pesan-pesan motorik yang
akan disampaikan ke seluruh tubuh. Otak juga merupakan pusat semua proses
pemikiran tingkat tingg, seperti belajar, berbicara, menulis, dan membaca.
Fakta-fakta
ilmiah di atas kemudian diuraikan dalam buku ini dengan mengutip ayat-ayat
al-Qur’an yang menerangkan tentang bagaimana otak merekam pengalaman-pengalaman
sepanjang kehidupan manusia, hubungan persepsi dan otak, dan hubungan aktivitas
berfikir dengan otak.
9. Kepribadian Dalam Perspektif al-Qur’an
Di bagian ini
penulis mengemukakan kepribadian manusia ditinjau sejak masa penciptaan manusia
yang erat kaitannya dengan unsur-unsur penciptaan tersebut. Di dalam diri
manusia juga disebutkan adanya pergulatan psikologis yang luar biasa antara
keinginan baik dan keinginan buruk. Tapi, manusia juga mampu mencapai
keseimbangan psikologis atau kepribadian yang ideal, yaitu sesuai dengan
batas-batas syari’at. Kemudian membawa kepada keseimbangan antara
tuntutan-tuntutan tubuh dan roh, yang disebut kepribadian normal.
Ada tiga pola
kepribadian menurut al-Qur’an yang dikemukakan oleh penulis, yaitu pola
kepribadian mukmin, pola kepribadian kafir, dan pola kepribadian munafik.
Manusia juga
memiliki semacam mekanisme pertahanan diri sebagaimana juga yang telah
dikemukakan para psikolog Barat, yaitu proyeksi, rasionalisasi, dan pembentukan
reaksi.
Penulis juga
mengemukakan perbedaan individu menurut al-Qur’an. Kemudian perkembangan
manusia menurut al-Qur’an, yaitu sejak perkembangan pra-lahir, perkembangan
pasca-lahir, dan perkembangan yang dialami oleh indera anak.
10. Psikoterapi Menurut al-Qur’an
Dalam al-Qur’an psikoterapi dapat
dilakukan dengan berbagai metode. Dalam buku itu metode psikoterapi dimulai
dari aqidah, ketakwaan dan diresapi melalui rangkaian ibadah seperti Shalat,
Puasa, Zakat, dan haji. Kelengkapan psikoterapi itu dikombinasikan dengan
kesabaran, Ingat akan Allah dan Taubat.
Di akhir buku
ini penulis mengemukakan psikoterapi menurut pandangan al-Qur’an. Pertama-tama
dikemukakan bahwa iman memiliki pengaruh yang sangat penting dalam kejiwaan
manusia, kemudian atas dasar iman juga manusia dituntut untuk berafiliasi
dengan kelompoknya (sesama orang muslim) untuk saling menebarkan kasih sayang,
dimana fitrah manusia adalah tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Sehingga al-Qur’an diyaskini sebagai penyembuh atau terapi bagi problem-problem
manusia.
Secara implisit
penulis menyampaikan bahwa terapi-terapi al-Qur’an terkandung di dalam
keseluruhan ajaran Islam, yaitu ajaran tentang aqidah tauhid, ajran tentang
ibadah (sholat, puasa, zakat, dan haji), ajaran tentang kesabaran, perintah
untuk berzikir, dan bertaubat atau dosa-dosa.
d.
Kekuatan
akses kepada tradisi Islam
Buku al-Qur’an dan Ilmu Jiwa karya Mohammad ‘Utsman Najati
merupakan gerbang dalam membuka pengembangan ilmu psikologi Islam. buku tidak
hanya sekedar untuk dibaca, namun dibalik itu buku ini merupakan rujukan pasti
dalam menjawab berbagai pertentangan bathin dimasyarakat dewasa ini. Banyak
manusai sekarang yang “galau” dalam hidupnya. Sekiranya bisa diungkapkan bahwa
buku ini ampuh dalam menjawab kegalauan masyarakat dengan al-Qur’an sebagai
patokan dasar. Buku ini pantas dijadikan literatur bagi intelektual,
masyarakat, mahasiswa hingga klien-klien yang membutuhkan terapi agama Islam.
e.
Kontribusi
terhadap pengembangan psikologi Islam
Sebagai rujukan dalam pengembangan ilmu psikologi Islam buku ini
memberikan kontribusi positif dan membangun. Dari berbagai buku yang telah ada,
buku ini sangat multi kompleks
disebabkan beracuan kepada al-Qur’an. Ini dapat dibuktikan (apalagi di
Indonesia) dengan adanya penerjemahan tulisan beliau ke dalam bahasa Indonesia.
Namun sangat disayangkan, pencernaan akan maksud ayat yang sebenarnya tidak
dilandaskan dengan tafsir-tafsir yang terkemuka. Idealnya setiap ayat yang
dipakai sebagai dasar psikologi sebaiknya diruntut dari salah satu kitab tafsir
yang dikarang oleh ulama terkenal.
MAKALAH
LEKTUR KEPENDIDIKAN ISLAM
“LEKTUR MODEREN PSIKOLOGI ISLAM”
Oleh:
Abdusima Nasution
NIM. 3122273
Program Doktor Pendidikan Islam
Dosen Pengasuh Mata Kuliah:
Prof. Dr. HASAN ASARI,
MA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
MEDAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
[1] Disampaikan
dalam seminar kelas dalam mata kuliah Lektur Kependidikan Islam pada Program
Doktor Pendidikan Islam PPs IAIN
Sumatera Utara, Nopember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar