Jumat, 07 Februari 2014

LEKTUR MODEREN PSIKOLOGI ISLAM



LEKTUR MODEREN PSIKOLOGI ISLAM[1]
Oleh: Abdusima Nasution
A.    Pendahuluan
Memahami ilmu harus dengan membaca buku yang relevan dengan pembahasannya. Namun penyeleksian buku yang dibaca juga membutuhkan kejelian sehingga menambah kualitas keilmuwan. Kejelian dalam menilai kualitas konten (isi) buku dimulai dari sampul depan hingga daftar pustaka. Termasuk riwayat penulis, isi pembahasan, relevansi daftar pustaka, hingga kesesuaian dengan konteks keilmuwan.
Psikologi Islam merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Beberapa hasil karya yang telah dibuat berkaitan dengan psikologi islam. walaupun tidak banyak, namun usaha tersebut minimal telah mulai menyahuti keinginan insan pelajar dan mahasiswa  dalam mendalami ilmu psikologi. Beberapa buku yang telah ada, ternyata mempunyai beberapa kelemahan disamping kelebihan yang harus diakui secara keilmuwan. Kelemahan-kelemahan itu tampak dari konten yang terkadang tampak lemah seperti konten (isi) yang dangkal, isi yang belum menyentuh dan menjawab indikator psikologi islam, serta aplikasi psikologi islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini, akan diungkapkan sedikit penilaian terhadap buku-buku psikologi islam yang ada. penilaian ini setidaknya akan memberikan nilai plus dalam perbaikan ke depan untuk memaksimalkan kualitas buku psikologi islam. namun harus difahami makalah ini bukan berarti memunculkan image tidak menghargai hasil karya anak bangsa.




B.     Pembahasan.
Dari beberapa buku yang membicarakan tentang psikologi Islam, di bawah ini akan dianalisis beberapa sampel buku saja. Pengambilan sampel-sampel buku ini dianggap telah mewakili dari keseluruhan lektur  moderen psikologi Islam. walaupun di sana-sini didapati berbagai kelebihan dan kekurangan. 
a.       Kepribadian dalam Psikologi Islam” (Karya: Dr. H. Abdul Mujib, M.Ag).
-          Identifikasi fisik buku
Judul Buku      :Kepribadian Dalam Psikologi Islam
Pengarang       : Dr. H. Abdul Mujib, M.Ag
Edisi 1-2
Penerbit           : PT. Raja Grafindo Persada
Tahun Terbit    : 2007
Jumlah             : 409 halaman
Buku ini telah dicetak 2 (dua) edisi . Penerbit buku ini adalah PT. Grafindo Persada di Jakarta dengan tahun terbit  tahun 2007.  Penulis buku ini  (Abdul Mujib), merupakan seorang dosen pada fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Latar belakang pendidikannya dimulai dengan S1 di IAIN Malang fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam, dilanjutkan dengan jenjang S2 di IAIN Padang dalam konsentrasi Pendidikan Islam, sedangkan S3 (program Doktor) nya di UIN Syarif Hidayatullah pada prodi Pengkajian Islam. Adapun hasil karya Abdul Mudjib yang bertalian dengan Psikologi Islam antara lain: RUH DAN PSIKOSPIRITUAL ISLAM Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008, ILMU PENDIDIKAN ISLAM, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006, NUANSA-NUANSA PSIKOLOGI ISLAM, Jakarta: Rajawali Press - PT RajaGrafindo Persada, 2003, APA ARTI TANGISAN ANDA: Seri Psikologi Islam, Jakarta: Srigunting. PT RajaGragindo Persada, 2004, FITRAH DAN KEPRIBADIAN ISLAM (SEBUAH PENDEKATAN PSIKOLOGIS), Jakarta: Darul Falah, 1999, dan KEPRIBADIAN DALAM PSIKOLOGI ISLAM, Jakarta: Rajawali Press - PT RajaGrafindo Persada, 2006.
-           Deskripsi Konten (isi) buku.
Sebenarnya kalau didalami konten (isi) dari buku ini mendeskripsikan tentang dua hal, yaitu : akhlak dan kepribadian. Hal ini dapat dibuktikan dengan pembahasan  yang berputar hanya sekitar dua hal itu. Buku ini terdiri atas 10 bab, dimulai dengan pendahuluan sebagai pengantar ke Islam dan psikologi.  Setelah membaca buku ini, maka ada  kesan yang dapat dinyatakan bahwa buku ini menggabungkan dari tiga konsep dasar Islam yaitu: aqidah, syariah, dan akhlak kemudian  dihubungkan dengan kejiwaan muslim.
Keimanan (rukun iman) yang enam seperti iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, dan taqdir dikaitkannya dengan kejiwaan muslim dan dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Syariah (ibadah)  dimulai dari syahadat, puasa, shalat, zakat, dan haji juga dihubungkan dengan perkembangan jiwa muslim dalam ketaatan serta menumbuhkembangkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Selanjutnya dalam buku itu diuraikan tentang kepribadian muslim dalam beraktifitas sebagai wujud dari akidah dan syariah yaitu ihsan. Perbuatan-perbuatan baik yang lahir dari kestabilan pribadi secara psikologi akan membuahkan nilai-nilai akhlakul karimah.
Pembahasan selanjutnya dalam buku itu diberikannya uraian tentang gangguan yang dapat merusak pribadi muslim yang akan merusak jiwa dan kepribadiannya. Diakhir buku itu diberikannya tips untuk menumbuhkembangkan kepribadian muslim guna memperbaiki diri kedepan sehingga kejiwaan atau kepribadian terkendali dengan baik sesuai ajaran Islam yang akan memperbaiki tatanan kehidupan. Demikianlah konten dari buku yang ditulis oleh Abdul Mujib yang berjudul “ Kepribadian dalam Psikologi Islam”.
-          Khazanah literatur buku berjumlah 162 buku. Melihat data buku bacaan beradasarkan daftar pustakanya, sekilas disebutkan buku-buku yang beraneka ragam dari para penulis. Mulai dari buku yang ditulis oleh ulama Timur Tengah,  ilmuwan Barat, hingga penulis Indonesia.
-          Salah satu kiritik lagi kepada buku ini ialah konsep yang terlalu sederhana. Ide yang dimunculkan akhirnya tidak terlalu kompleks dan terkesan mekanistik. Namun, kita harus memberikan apresiasi kepada Mujib karena dengan keilmuan psikologi yang otodidak saja dapat menulis buku ini.
b.      “Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami” (Karya: Hanna Djumhana Bastaman)
-          Identifikasi fisik buku
Judul Buku:
Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami
Pengarang             :
Hanna Djumhana Bastaman
Edisi:
Sudah mendapat 5 kali cetakan,  
Penerbit     : PT. Raja Grafindo Persada
Tahun Terbit          : 2011
Jumlah       : 229 halaman.
Dikalangan mahasiswa, khususnya fakultas psikologi nama Hanna Djumhana Bastaman tidak asing lagi. Buku yang dikarangnya yang berkaitan dengan psikologi ternyata mampu menyita perhatian para pelajar guna mendalami ilmu psikologi. Tak heran, apabila bukunya digandrungi oleh pelajar.
Hanna Djumhana Bastaman lahir di Padaherang, Jawa Barat pada 4 November 1939. Jenjang pendidikannya S-1 diselesaikannya di fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dan S-2 nya juga diseselsaikannya pada perguruan tinggi yang sama. Selain salah satu dosen di UI, beliau juga mengajar di perguruan tinggi lainnya dalam mata kuliah yang berkaitan dengan psikologi.
Tulisan-tulisan yang berhubungan dengan psikologi banyak yang telah diedarkan, selain buku Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami seperti : Metodologi Psikologi Islami, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000. Membangun Paradigma Psikologi Islami, Sipress, Yogyakarta, 1994. Rekonstruksi dan Renungan Religius Islam, Paramadina, Jakarta, 1996. Islamisasi Sain dengan Psikologi Sebagai Ilustrasi, Ulumul Qur’an, No. 8/II, 1991. Corak Philosofis Psikologi Islami, Ulumul Qur’an , No. 4/III, 1992, dan Dilema Psikolog Muslim: Sebuah Tantangan dan Peluang, Kalam, 1992.
-          Deskripsi konten (isi) buku
Sebelum membicarakan tentang isi dari buku ini, harus difahami bahwa isi dari buku ini merupakan kumpulan makalah yang yangtelah disampaikannya dalam beberapa seminar psikologi. Makalah-makalah yang disampaikannya itu dikumpulkan kemudian diedit menjadi sebuah buku psikologi islami.
Satu hal yang menjadi ciri khas buku ini adalah dengan penggunaan kata Integrasi. Dari awal judul saja, maka jelas nampak bagaimana penulis ingin memberikan psikologi Islam yang kompleks dan universal. Unsur-unsur yang ada pada manusia dikaji dari berbagai aspek kemudian terintegrasi (dipadukan)  dalam sebuah psikologi berdasarkan Islam.
Buku ini terdiri atas 4 bagian. Pada awal tulisannya dimulainya dengan sebuah pertanyaan “What’s in a Name?”. dalam prolog ini diuraikannya tentang hal-hal pokok, gambaran, serta ide pokok dalam memahami psikologi Islami.
Bagian pertama, buku ini memberikan informasi tentang keterkaitan antara Islam, Sains, dan Islamisasi Psikologi. Dalam hal ini, penekanannya dititik beratkan kepada psikologi yang berwawasan Islami. Penanaman hubungan ini bertujuan agar pembaca faham tentang keterikatan Islam dengan perkembangan sains dan aspek islamisasi psikologi. Pada dasarnya Islam dan sains selalu bergandengan dalam peningkatan ilmu psikologi. Ilmu tanpa agama menjadi tanpa arah. Maka dari itu pengendalian sains harus dimaknai dengan kontrol agama. Maka dalam memahami agama dan sains itulah dibutuhkan psikologi Islami. Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam menghubungkan antara sains dengan agama, seperti: similarisasi, paralelisasi, komplementasi, komparasi, induktifikasi, dan ferivikasi.
Pada bagian kedua, buku ini mengetengahkan tentang Manusia dalam Perspektif. Pada bab ini manusia dibahas melalui tiga  versi, yaitu versi  Imam al-Ghazali,  versi aliran psikologi moderen seperti Psikoanalisis, Aliran Prilaku, dan Psikologi Humanistik, serta versi Erich Fromm. Ketiga konsep yang digunakan dalam menkaji manusia itu, kemudian dianalisis melalui pandangan al-Qur’an.
Bagian ketiga dalam buku ini, menguraikan tentang Pandangan Islam tentang Pribadi Yang Sehat. Dalam pembahasan ini digunakan konsep-konsep yang lebih praktis dan langsung bersentuhan dengan realitas diri. Dimulai dari penenangan mental melalui zikrullah, ibadah puasa serta kasih sayang sesama manusia.
Bagian keempat diberikan penjelasan tentang Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat. Penjelasan ini dimulai dari kondisi kehidupan moderen ditinjau dari psikologisnya. Sebuah masyarakat dipandang sebagai komunitas yang diawali dari sebuah perkawinan. Kemudian untuk memberikan penyuluhan bagi masyarakat sesuai dengan landasan Islam. juga diberikannya tehnik-tehnik yang digunakan dalam pembentukan masyarakat yang Islami.
-          Adapun literatur yang digunakan dalam menyusun buku ini, melihat dati daftar pustakanya ada sekitar 79 buku. Dari keseluruhan literatur itu tidak satupun menggunakan buku klasik Islam dari Timur Tengah. Semua literatur yang digunakan teridir atas ilmuwan Indonesia dan ilmuwan Barat.
c.       “Bimbingan Konseling Islami”  (Karya: Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed)
-          Identifikasi fisik buku
Judul Buku            : Bimbingan Konseling Islami
Pengarang                         : Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed.
Penerbit                 : Hijri Pustaka Utama
Tahun Terbit          : 2007
Jumlah                   : 176 halaman.
Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed, merupakan sosok yang dikenal di kalangan mahasiswa terutama di IAIN Sumatera Utara. Selain dosen beliau juga Wakil Rektor III di perguruan tinggi ini. 
-          Deskripsi konten (isi) buku
Buku yang berjudul Bimbingan Konseling Islami ini teridir atas VII bab. Bab I: Pengertian Bimbingan dan Konsleing Islami. Disini diuraikan tentang pengertian dasar bimbingan dan konseling,  landasan, manusia dalam pandangan Islam, tujuan serta fungsi konseling Islami. Bab II: Persyaratan Konselor Islami. Persyaratan-persyaratan yang diuraikan berkaitan dengan akademik, persyaratan kepribadian, persyaratan sifat dan sikap, serta persyaratan yang berkaitan dengan kepemimpinan.  babIII: Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islami. Disini sorotan yang diuraikan dari dua aspek, yaitu konseling secara umum, dan konseling secara Islami. Bab IV: Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling Islami. Ada empat pendekatan yang digunakannya yaitu: melalui nasehat, Mau’izatul Hasanah, Muzadalah, serta Peringatan. Bab V: Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Islami. Dalam ruang lingkup itu dijelaskan bahwa ranah bimbingan konseling Islami itu mencakup keluarga, sosial, keagamaan Islami, Pendidikan Islami, dan berbagai perilaku yang menyimpang seperti: fanatik, dan penyakit mental manusia. Bab VI: Keluarga Sakinah. Disini hanya dua pembahasan yang nampaknya mencakup definisi keluarga sakinah serta upaya dalam mewujudkan keluarga sakinah itu. Bab VII Rasulullah Konselor Pertama dan Utama. Pada bab ini semua uraian banyak membicarakan bagaimana rasulullah selaku Konselor Islami pertama dalam memecahkan permasalahan umat Islam, dan diakhiri dengan relevansi antara bimbingan konseling dengan ilmu Dakwah.
Dari seluruh isi buku tersebut, dapat dideskripsikan bahwa psikologi islami itu memang dimulai dengan sistem yang digunakan rasul dalam memberikan solusi terhadap permaslahan umat islam. kemudian dikembangkan dengan psikologi masyarakat. Psikologi islami yang dimaksudkan dengan kombinasikan antara metode bimbingan dan konsleing rasul dengan pendapat ahli.
-          Sementara itu literatur yang dipakaikan dalam menguraikan isi buku disamping buku Lahmudin sendiri berjumlah 55 buku. Namun dilirik dari kekuatan akses dengan literatur Timur Tengah tak satupun buku yang dijadikan literatur bukunya. Buku yang digunakan kebanyakan buku ilmuwan Indonesia dan ditambah dengan karya ilmuwan Barat.
C.     Telaah kritis buku : “Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa” ( Karya: Dr. Muhammad ‘Utsman Najati, Penerjemah Ahmad Rofi’ Usmani).
Judul Asli : al-Qur’an wa ‘Ilmu al-Nafs
Karangan : Dr. Mohammad ‘Utsman Najati
Penerbit   : Dar al-Syuruq, Kairo, 1402 H, 1982 M
Diterjemahkan oleh           : Ahmad Rofi’ ‘Usmani
Judul                                 : Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa
Penerbit                             : Pustaka, Bandung, 1405 H, 1985 M
Jumlah halaman                 : 328 halaman.
a.       Biografi Penulis
Dalam dunia Islam Muhammad Utsman Najati dikenal sebagao seorang tokoh dan ilmuwan apalagi dalam psikologi Islam. berkaitan dengan biografinya, tidak banyak literatur yang menjelaskan sejarah kehidupannya.  
Bisa saja hal ini diakibatkan karena sedikitnya perhatian orang dalam memngkaji historitas dirinya karena lebih mementingkan pola fikir serta sepak terjang dan kualitas buku yang dikarangnya. Tulisan yang dimuatnya dalam berbagai bukupun tidak diuraikannya secara gamblang tentang biografinya. Namun yang jelas Muhammad Utsman Najati adalah seorang sosok pemikir kontemporer yang berasal dari Timur Tengah.  Sebagai guru besar psikologi Islam, beliau telah mengukir keilmuwannya setelah menyelesaikan magisternya pada tahun 1942 dengan  judul tesisnya: Panca indera dalam tinjauan Ibnu Sina. Setelah menyelesaikan risalah itu, maka mulailah dia memfokuskan pemikirannya tentang konsep kejiwaan yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-Hadis.
Sejak menyelesaikan studinya, pandangan yang telah dianutnya dalam mewujudkan pemikiran psikologi Islam merambah kepada pengkombinasian ilmu dengan pandangan psikologi moderen.  Menurutnya, salah satu sumber ilmu apalagi psikologi tidak boleh lepas dari dua sumber Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis.  Sebab Islam (dalam hal ini al-Qur’an) merupakan kunci pembuka bagi setiap ilmu pengetahuan, dan menjadi jawaban akhir yang mutlak. 
Mohammad ‘Utsman Najati adalah salah satu dosen Universitas Arab Saudi dan juga sebagai dosen tamu di berbagai perguruan tinggi di Kairo, dan Kuwait. Keaktifannya dalam memberikan perkuliahan semakin mengasah keahliannya dalam menciptakan dan menata sistematika psikologi Islam sampai saat ini melalui hasil karyanya dalam bentuk tulisan. Bahkan bahan perkuliahan dalam bentuk makalah dan juga ceramah yang disampaikan dipublikasikan oleh Universitas  Kuwait pada tahun akademis 1967-1968 dalam sebuah buku yang berjudul; Universitas dan Masyarakat.
Selaku tenaga dosen yang dikagumi, Mohammad ‘Utsman Najati juga pernah mengajar di Universitas Muhammad Ibnu Sa’ud al-Islamiyah di kota Riyadh Arab Saudi tingkat S1 jurusan Psikologi Fakultas Ilmu-ilmu Sosial sejak 1984-1987.  Begitulah sekelumit biografi Mohammad ‘Utsman Najati yang bisa disampaikan sebagai pengantar dalam mengenal sosok beliau.
b.      Tulisan-tulisan Hasil Karya Mohammad ‘Utsman Najati.
Sebagai seorang ilmuwan, banyak hasil karya tulisan yang telah dipublikasikan mejadi literatur khazanah kelilmuwan islam. Dibawah ini buku-bukuyang dikarang berdasarkan tahun penerbitan dari Dar-as-Syuruq Beirut:.
1.      Al-Qur’an wa ‘Ilm an-Nafs (1987)
2.      Al-Hadis an Nabawiyah wa ‘Ilm an-Nafs (1988)
3.      Al-Idrak al-Hissiy ‘Inda Ibnu Sina: Bahsun fi ‘Ilm an-Nafs ‘Inda Arab (1980)
4.      Ad-Dirasat an-Nafsaniyyah ‘Inda al-‘Ulama al-Muslimin (1993)
5.      Ma’alim at-Tahlil an-Nafsiy terjemahan dari Sigmund Freud (1988)
6.      Salas Rasail fi Nazariyat al-Jins terjemahan dari Sigmund Freud (1988)
7.      ‘ilm an-Nafs al-Ikliniki terjemahan dari Juliana, alih bahasa Athiyah Mahmud Hana dan disunting oleh Muhammad ‘Utsman Najati (1988)
8.      At-Ta’lum terjemahan dari Sanov A. Medenick et al., alih abahasa oleh Muhammad Imaduddin Ismail oleh ‘Utsman Najati (1988)
Sementara itu ada juga karya-karya Najati yang diterbitkan oleh Dar-al-Qalam Kuwait, seperti:
1.      ‘ilm an-Nafs Fi Hayatina al-Yaumiyyah (1985)
2.      ‘ilm an-Nafs wa al-Hayat: Madkhal Ila ‘Ilm an-Nafs wa Tathbiqati Fi al-Hayat (1992)
3.      ‘ilm an-Nafs asy-Syawaz terjemahan dari Shledon Cashdan, alih bahasa Ahmad ‘Abd al-‘Aziz Salamah dan disunting oleh Muhammad ‘Utsman Najati
4.      ‘ilm an-Nafs as-Sina’iy, 1980 (diterbitkan oleh Muassasah as-Sabah Kuwait
5.      Mafhum as-Sihah an-Nafsiyyah fi al-Qur’an al-Kariem wa al-Hadis asy-Syarif, 1984 (diterbitkan oleh Nasyrat at-Tib al- Islamiy Kuwait
6.      Az-Zat wa al-Gara’iz, 1969 terjemahan dari Sigmund Freud yang diterbitkan oleh Maktabah al- Nandah al-Arabiyyah Kairo.
Ada juga buku karya Mohammad ‘Utsman Najati yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti:
1.      Al-Qur’an wa ‘Ilm an-Nafs (al-Qur’an dan Ilmu Jiwa) yang diterjemahkan oleh Ahmad Rofi Usmani dan diterbitkan oleh Pustaka Bandung (1985)
2.      Al-Hadis an-Nabawiy wa ‘Ilm an-Nafs, diterjemahkan oleh dua versi “Psikologi Nabi” oleh Hedi Fajar diterbitkan Pustaka Hidayah Bandung (2005), dan “Belajar EQ dan SQ dari Sunnah Nabi” oleh Irfan Salim diterbitkan Hikmah Jakarta (2005)
3.      Ad-Dirasat an-Nafsaniyyah ‘Indal ‘Ulama al-Muslimin (Jiwa dalam Pandangan para Filosof Muslim) diterjemahkan oleh Gazi Saloom terbitan Pustaka Hidayah Bandung (2002).
c.       Telaah konten (isi) buku
Buku “Psikologi dalam al-Qur’an” ini lahir dari buah pikiran DR. Muhammad Utsman Najati tentang psikolgi Islam. Beliau tertarik untuk memikirkan masalah al-Quran dan psikologi ketika menulis tesisnya “Panca Indera dalam Pandangan Ibnu Sina”. Menurutnya untuk memahami pandangan Ibnu Sina tentang psikologi ada baiknya terlebih dahulu memahami pemahaman-pemahaman dan mendalami berbagai konsep, pandangan, dan kajian yang ada sebelum Ibnu Sina yang sangat erat kaitannya dengan Al-Qur’an dan Sunah.
Buku ini berisi tentang himpunan konsep dan hakikat kejiawaan yang ada di dalam al-Qur’an. Setiap ayat-ayat yang ada di dalam al-Qur’an di teliti isinya dari berbagai kitab-kitab tafsir para ulama terdahulu maupun kontemporer. Kemudian ayat-ayat yang berkaitan dengan konsep-konsep psikologi dikumpulkan dan dikemukakan dalam buku ini.
Buku ini bukan merupakan kajian final tentang psikologi dan al-Qur’an, akan tetapi pengarang mengharapkan buku ini menjadi sumber inspirasi pengembangan Psikologi Islam dimasa yang akan datang. Buku ini secara umum mengandung dasar-dasar teoritis yang baru tentang kepribadian yang hakikat dan konsepnya sejalan dengan kebenaran dan konsep tentang manusia yang termaktub dalam al-Qur’an.
Berikut adalah tema-tema tentang psikologi di dalam al-Qur’an yang terdapat di dalam buku ini ;
1.       Dorongan-dorongan  Perilaku menurut Al-Qur’an
Tentang dorongan-dorongan yang melatarbelakangi manusia bertingkah laku terbagi dua: dorongan fisiologis: dorongan yang dilatarbelakangi kebutuhan, dan dorongan psikis dorongan akibat pembelajaran dengan sesama manusia (proses sosialisasi).
Motif adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup. Motif melahirkan perilaku dan mengantarkan serta mengarahkan makhluk hidu pada suatu tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Motif sangat urgent bagi kehidupan manusia, adanya motif mendorong manusia untuk memenuhi kebutuan hidupnya, serta menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam kehidupannya dan melestarikan kehidupannya.
Tema-tema motif didalam al-Qur’an terdiri dari ; a) motif fisiologis yang terdiri dari motif menjaga diri dan motif kelangsungan keturunan. b) motif mental – spiritual yang terdiri dari motif pemilikan, motif permusuhan, motif persaingan, dan motif beragama. c) motif bawah sadar. Kemudian pada bagian ini juga dikemukakan tentang pergulatan antar motif, pengendalian motif, dan penyimpangan motif.
2.       Emosi menurut  al-Qur’an
Dalam al-Qur’an dasar dari pada emosi psikologi Islam diisyaratkan pada surat al-Anfal: 8 sebagai berikut:
$yJ¯RÎ) šcqãZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# #sŒÎ) tÏ.èŒ ª!$# ôMn=Å_ur öNåkæ5qè=è% #sŒÎ)ur ôMuÎ=è? öNÍköŽn=tã ¼çmçG»tƒ#uä
 öNåkøEyŠ#y $YZ»yJƒÎ) 4n?tãur óOÎgÎn/u tbqè=©.uqtGtƒ ÇËÈ  
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Emosi erat kaitaanya dengan motif, motif biasanya dibarengi dengan suatu kondisi yang bersifat instingtif dan emotif. Emosi akan mengarahkan perilaku seperti halnya motif, contoh emosi takut akan mendorong untuk lari dari bahaya.
Tema-tema emosi dalam persfektif al-Qur’an adalah ; a) takut, b) marah, c) cinta ; terbagi menjadi cinta pada diri sendiri, cinta kepada manusia, cinta birahi, cinta kebapakan, cinta kepada Allah, dan cinta kepada Rasul. d) senang, e) benci, f) cemburu, g) hasud, h) sedih, i) sesal, j) serta emosi-semosi lainnya seperti malu, hina, dan sombong atau takabur. Kemudian dikemukakan juga perubahan-perubahan fisik saat emosi berlangsung seperti perubahan detak jantung, penyempitan pembuluh darah pada lambung dan usus, mengembangnya pembuluh darah pada permukaan tubuh, kedua tangan, kaki, kepala yang mengakibatkan derasnya aliran darah ke jantung. Sehingga volume darah di jantung meningkat. Kemudian penulis juga mengemukakan pengendalian emosi seperti perasaan takut mati, perasaan takut miskin, rasa marah, rasa cinta, dan emosi lainnya.
3.       Tanggapan Pancaindera dalam  al-Qur’an
Tanggapan paancaindera (Persepsi) merupakan fungsi penting dalam kehidupan manusia, dengan persepi makhluk hidup dapat mengetahui sesuatu yang mengganggunya sehingga iapun menjauhinya dan mengetahui sesuatu yang bermanfaat baginya sehingga ia pun mengupayakannya. Persepsi merupakan fungsi yang dimiliki oleh semua manusia dan hewan.
Pada bagian ini Muhammad Utsman Najati mengemukakan indera (mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung) menurut al-Qur’an. Dikemukakan juga persepsi diluar jangkauan manusia atau extrasensosy perception seperti telestesia yaitu melihat sesuatu kejadian yang jauh dari luar jangkauan penglihatan, telepati yaitu mengetahui kata hati atau pikiran seseorang yang berada di tempat jauh, istihtaf yaitu mendengar seruan atau pembicaraan dari tempat jauh diluar jangkauan indera pendengar. Kesemuanya itu hanya ada pada segelintir orang yang memiliki bakat khusus.
Dikemukakan juga ilusi penglihatan atau kekeliruan dalam penglihatan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang dilihat, seperti fatamorgana yang disangka air pada orang yang mengalami dahaga. Selanjutnya dikemukakan juga pengaruh motivasi dan nilai terhadap perhatian dan persepsi seperti yang terjadi pada orang-orang yang beriman ketika mendengar ayat-ayat bisyarah yang menjadikan mereka dengan penuh kesadaran memahami ayat-ayat al-Qur’an.
4.       Berpikir Menurut Pandangan al-Qur’an
Berpikir merupakan proses manusia dalam menerima informasi dari luar, kemudian memproses informasi untuk mencari maknanya, dan terakhir merespon informasi. Kemembuat hipotesis, kemampuan berpikir membuat manusia pantas menyandang tugas sebagai khalifah dan beribadah. Disajikan dalam buku ini langkah-langkah berpikir dalam mengatasi masalah, yaitu merasakan adanya masalah, mengumpulkan data yang berkaitan dengan objek masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis, dan menverifikasi kebenaran hipotesis. Verifikasi kebenaran (penelitian eksperimental) tergambarkan dalam kisah Ibrahim as. Ketika menyampaikan permintaannya kepada Allah tentang cara mengidupkan orang mati.
Di akhir bagian ini dikemukakan beberapa kekeliruan dalam berpikir yang disebabkan oleh berpegang pada pemikiran-pemikiran lama, kekurangan data, dan bias emosi dan perasaan.
5.       Belajar dalam Pandangan al-Qur’an
Bagian ini membahas sumber-sumber ilmu di dalam al-Qur’an, belajar bahasa, bagamana adam belajar bahasa, belajar memilih dan membuat keputusan, cara-cara belajar menurut al-Qur’an (meniru/imitation, pengalaman praktis dan trial dan error, serta berpikir), prinsip-prinsip belajar menurut al-Qur’an yaitu motivasi, pengulangan, perhatian, partisipasi aktif, pembagian belajar, dan perubahan perilaku secara bertahap.
6.       Ilmu Laduni Dalam  al-Qur’an
Ilmu laduni diperoleh melalui ilham dan mimpi. Ilham adalah sejenis ilmu yang dilimpahkan Allah kepada manusia dan dimasukkan ke dalam qalbunya, shingga tersingkaplah beberapa rahasia          dan jelaslah beberapa hakikat baginya. Ilmu laduni banyak termuat didalam al-qur’an seperti kisah daud dan sulaiman di dalam surat al-Anbiya’. Ilham bisa bersifat ilahiah atau ilham ilahiah dan berupa al-khathiru malikiy (lintasan pikiran dari malaikat).
Mimpi merupakan hal yang lumrah terjadi dikalangan manusia. Para ulama dan pemikir mencoba menafsirkan mimpi dan mengetahui penyebabnya, kesimpulannya mimpi terjadi sebagai akibat sensasi yang dirasakan manusia saat tidur, baik sensasi dari pengaruh eksternal maupun internal. Sebagian mimpi lainnya dianggap sebagai kontinuitas kesibukan berpikir saat terjaga, sebagian lainnya sebagai pengingatan kembali atas masa lalu.
Al-Qur’an menyebut adhghatsul ahlam (mimpi yang kacau balau) yaitu mimpi yang membingungkan, kacau, dan tidak jelas. Adapun istilah ru’ya (mimpi) yang disebutkan dalam al-qur’an hanyalah mengandung arti mimpi yang benar, sebagaimana Allh menyampaikan wahyu melalui mimpi kepada rasul-Nya, contohnya adalah tentang ru’ya Yusuf as. Atau hadits-hadits qudsi dari Nabi Muhammad saw.
7.       Ingat dan Lupa Menurut al-Qur’an
Banyak ayat di dalam al-Qur’an yang mendorong manusia untuk mengingat Allah, ayat-ayat yag terdapat di dalam ciptaannya, mengingat bukti-bukti, petunjuk, kabar gembira, dan ancaman yang di bawa para rasulallah. Di dalam al-Qur’an banyak pengulangan ungkapan “afala tatadzakkarun” (tidakkah mereka ingat), “la’allahum yatadzakkarun” (agar mereka ingat), “qalilam ma tadzakkarun” (sedikit sekali mereka yang ingat), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kandungan-kandungan al-Qur’an seperti di atas menjadi konsep tentang ingat dan lupa di dalam buku ini. Dikemukakan sub-sub konsep tentang lupa, seperti lupa dalam kaitannya dengan memori, peristiwa, kelalaian, hilangnya perhatian, dan lupa karena gangguan setan. Kemudian diakhir pembahasan ini dikemukakan penawar (terapi) lupa yang ada di dalam al-Qur’an sebagai langkah preventif mencegah kelupaan.
8.       Sistem Saraf dan  Otak Menurut al-Quran
Kajian-kajian ilmiah kontemporer tentang anatomi dan fisiologi menemukan bahwa otak memiliki fungsi kontrol dalam tubuh manusia, seperti area motorik yang mengatur gerak / motor tubuh manusia, area sensoris sebagai tempat bermuaranya unsur peraba dan sensasi rasa sakit, perubahan temperatur suhu, dan rasa. Kemudian ada area optik yang merupakan pusat penglihatan, lalu auditori sebagai pusat pendengaran, di otak juga merupakan tempat koordinasi pesan-pesan motorik yang akan disampaikan ke seluruh tubuh. Otak juga merupakan pusat semua proses pemikiran tingkat tingg, seperti belajar, berbicara, menulis, dan membaca.
Fakta-fakta ilmiah di atas kemudian diuraikan dalam buku ini dengan mengutip ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang bagaimana otak merekam pengalaman-pengalaman sepanjang kehidupan manusia, hubungan persepsi dan otak, dan hubungan aktivitas berfikir dengan otak.
9.       Kepribadian Dalam Perspektif  al-Qur’an
Di bagian ini penulis mengemukakan kepribadian manusia ditinjau sejak masa penciptaan manusia yang erat kaitannya dengan unsur-unsur penciptaan tersebut. Di dalam diri manusia juga disebutkan adanya pergulatan psikologis yang luar biasa antara keinginan baik dan keinginan buruk. Tapi, manusia juga mampu mencapai keseimbangan psikologis atau kepribadian yang ideal, yaitu sesuai dengan batas-batas syari’at. Kemudian membawa kepada keseimbangan antara tuntutan-tuntutan tubuh dan roh, yang disebut kepribadian normal.
Ada tiga pola kepribadian menurut al-Qur’an yang dikemukakan oleh penulis, yaitu pola kepribadian mukmin, pola kepribadian kafir, dan pola kepribadian munafik.
Manusia juga memiliki semacam mekanisme pertahanan diri sebagaimana juga yang telah dikemukakan para psikolog Barat, yaitu proyeksi, rasionalisasi, dan pembentukan reaksi.
Penulis juga mengemukakan perbedaan individu menurut al-Qur’an. Kemudian perkembangan manusia menurut al-Qur’an, yaitu sejak perkembangan pra-lahir, perkembangan pasca-lahir, dan perkembangan yang dialami oleh indera anak.
10.   Psikoterapi Menurut al-Qur’an
Dalam al-Qur’an psikoterapi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Dalam buku itu metode psikoterapi dimulai dari aqidah, ketakwaan dan diresapi melalui rangkaian ibadah seperti Shalat, Puasa, Zakat, dan haji. Kelengkapan psikoterapi itu dikombinasikan dengan kesabaran, Ingat akan Allah dan Taubat.
Di akhir buku ini penulis mengemukakan psikoterapi menurut pandangan al-Qur’an. Pertama-tama dikemukakan bahwa iman memiliki pengaruh yang sangat penting dalam kejiwaan manusia, kemudian atas dasar iman juga manusia dituntut untuk berafiliasi dengan kelompoknya (sesama orang muslim) untuk saling menebarkan kasih sayang, dimana fitrah manusia adalah tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sehingga al-Qur’an diyaskini sebagai penyembuh atau terapi bagi problem-problem manusia.
Secara implisit penulis menyampaikan bahwa terapi-terapi al-Qur’an terkandung di dalam keseluruhan ajaran Islam, yaitu ajaran tentang aqidah tauhid, ajran tentang ibadah (sholat, puasa, zakat, dan haji), ajaran tentang kesabaran, perintah untuk berzikir, dan bertaubat atau dosa-dosa. 
d.      Kekuatan akses kepada tradisi Islam
Buku al-Qur’an dan Ilmu Jiwa karya Mohammad ‘Utsman Najati merupakan gerbang dalam membuka pengembangan ilmu psikologi Islam. buku tidak hanya sekedar untuk dibaca, namun dibalik itu buku ini merupakan rujukan pasti dalam menjawab berbagai pertentangan bathin dimasyarakat dewasa ini. Banyak manusai sekarang yang “galau” dalam hidupnya. Sekiranya bisa diungkapkan bahwa buku ini ampuh dalam menjawab kegalauan masyarakat dengan al-Qur’an sebagai patokan dasar. Buku ini pantas dijadikan literatur bagi intelektual, masyarakat, mahasiswa hingga klien-klien yang membutuhkan terapi agama Islam.
e.       Kontribusi terhadap pengembangan psikologi Islam
Sebagai rujukan dalam pengembangan ilmu psikologi Islam buku ini memberikan kontribusi positif dan membangun. Dari berbagai buku yang telah ada, buku ini sangat multi  kompleks disebabkan beracuan kepada al-Qur’an. Ini dapat dibuktikan (apalagi di Indonesia) dengan adanya penerjemahan tulisan beliau ke dalam bahasa Indonesia. Namun sangat disayangkan, pencernaan akan maksud ayat yang sebenarnya tidak dilandaskan dengan tafsir-tafsir yang terkemuka. Idealnya setiap ayat yang dipakai sebagai dasar psikologi sebaiknya diruntut dari salah satu kitab tafsir yang dikarang oleh ulama terkenal.

 




















MAKALAH
LEKTUR KEPENDIDIKAN ISLAM


“LEKTUR MODEREN PSIKOLOGI ISLAM”




Oleh:
Abdusima Nasution
NIM. 3122273
Program Doktor Pendidikan Islam



Dosen Pengasuh Mata Kuliah:
Prof. Dr. HASAN ASARI, MA








PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
MEDAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2013




[1] Disampaikan dalam seminar kelas dalam mata kuliah Lektur Kependidikan Islam pada Program Doktor Pendidikan Islam PPs IAIN  Sumatera Utara, Nopember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar