= R E N U N G A N =
“MENYIBAK KEBOHONGAN”
Seorang pedagang buah menjajakan dagangannya di keranjang yang
dibentangkan di tempat berjualan mengatur susunan buah secara teratur. Buah
yang bagus diletakkan dibagian atas sementara buah yang kurang bagus disusun di
bagian bawah. Semua buah yang ditata
sedemikian apik membuat pembeli berselera untuk menikmatinya. Setelah tawar
menawar buah dibeli, sipedagang mulai memasukkan buah ke dalam plastik. Namun
anehnya sang pedagang mengambil buah dari bagian bawah. Sesampainya di rumah
sang pembeli menggerutu, ternyata yang dimasukkan si pedagang adalah buah bagian bawah yang jelek kualitasnya.
Seorang suami yang selalu
menyanjung sang isteri dia mengatakan isterinya cantik, manis dan wanita
terbaik di dunia sehingga sang isteri senang bukan main. Setelah beberapa lama,
suami isteri itu terlibat pertengkaran hebat yang ternyata pertengkaran itu di
akibatkan oleh sang suami terlibat perselingkuhan dengan wanita lain.
Serorang isteri yang selama ini
terkesan setia mendampingi suaminya berumah tangga beberapa tahun hidup dengan
penuh kemesraan dibawah cinta seolah-olah tak akan terpisah sampai ajal datang
ternyata akhirnya berujung di pengadilan disebabkan perselingkuhan yang telah
lama dijalani sang isteri dengan suami orang.
Seorang pejabat ingin dipilih
menjadi pemimpin menebar pesona kepada
masyarakat dengan berbagai kalimat manis sehingga masyarakat terbuai oleh
janji-janji yang diucapkan. Namun akhirnya masyarakat kecewa dan dongkol dengan perbuatan pejabat tersebut yang tidak
sesuai dengan kenyataan yang selama ini dijanjikan.
Keempat ilustrasi di atas
merupakan cuplikan dari sebuah kebohongan. Ternyata kebohongan-kebohongan itu
terjadi disemua lapisan baik masyarakat, elit politik, orang kaya, orang
terpandang bahkan dalam rumah tangga sendiri. Yang menjadi pertanyaan apakah
sebenarnya “bohong” itu? Kebohongan yang mungkin terjadi bisa sebanyak fenomena
yang mungkin terjadi di dunia. Setiap fenomena bisa dibuat versi bohongnya.
Oleh sebab itu, berbohong luar biasa gampang karena tinggal men’tidak’kan apa
yang ada saja.
Setiap orang berbeda menafsirkan
makna bohong. Ada orang yang mengatakan bohong adalah cara untuk menyelamatkan
diri. Ada orang mengatakan bahwa bohong adalah metode yang dipakai untuk
memuluskan keinginan. Bahkan ada orang beranggapan bahwa bohong itu adalah
sarana untuk bisa menikmati apa yang menjadi kebutuhannya meskipun itu salah.
Untung yang banyak, kenikmatan yang yang dirasa, jabatan yang diraih kalau
didapatkan dengan cara yang salah akan berakhir dengan jalan yang salah pula.
Secara psikologis bohong itu
merupakan persekongkolan antara akal dengan nafsu. Dalam diri manusia, kedua
unsur ini sangat dominan. Sehingga dominannya kedua unsur itu mengakibatkan
leinginan yang menyimpang lebih besar untuk direalisasikan. Akal merupakan
mesin pencetak terjadinya sebuah kebohongan. Dengan akal, maka kondisi apapun
bisa dipakai dalam memuluskan keinginan. Padahal secara nurani hati menolak.
Benarkah hati menolak “kebohongan” itu?
Hakikat hati adalah suci laksana
air yang jernih. Maka manusia yang berbohong biasanya hatinya tidak akan
tenang, merasa bersalah, merasa berdosa. Pedagang yang berbohong, suami yang
berbohong, isteri yang berbohong, bahkan pejabat yang berbohong kalau ditanya
hati nurani jelas tidak tenang. Betapa banyaknya manusia yang akhirnya
menyesali kebohongan yang telah dilakukannya. Namun penyesalan itu biasanya
terjadi apabila kebohongannya itu terkuak.
Berdasarkan tingkat dampaknya,
bohong dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni bohong besar dan bohong kecil.
Bohong besar adalah bohong yang menimbulkan dampak yang besar dan luas, serta
sangat merugikan. Umumnya bohong besar
terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Misalnya
kebohongan yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh pejabat terhadap
masyarakatnya, atau pimpinan organisasi terhadap anggotanya. Termasuk ke dalam
bohong besar adalah berbagai kebohongan publik yang dikeluarkan oleh berbagai pihak
untuk menipu orang banyak, yang memberikan dampak yang luas, dikategorikan
sebagai bohong besar.
Bohong kecil tidak memberikan pengaruh merugikan yang luas. Bohong kecil adalah bohong yang biasa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh warga masyarakat. Biasa juga dipraktekkan di antara sesama teman, antara suami dengan isteri, antara kakak dengan adik, antara menantu dengan mertua. Pendek kata, bohong kecil adalah bohong yang kita alami dan mungkin kita lakukan dalam hidup sehari-hari.
Bohong kecil tidak memberikan pengaruh merugikan yang luas. Bohong kecil adalah bohong yang biasa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh warga masyarakat. Biasa juga dipraktekkan di antara sesama teman, antara suami dengan isteri, antara kakak dengan adik, antara menantu dengan mertua. Pendek kata, bohong kecil adalah bohong yang kita alami dan mungkin kita lakukan dalam hidup sehari-hari.
Ada pepatah mengatakan
sepandai-pandainya tupai melompat suatu saat akan jatuh juga. Itu pepatah lama,
pepatah itu sekarang telah mulai bergeser dengan ungkapan baru: sepandai-pandai
tupai melompat akhirnya tupai sadar juga setelah dia benar-benar jatuh.
Penulis:
Abdusima Nasution, S.Ag., MA
(Guru MTs N Barus dan Dosen STIT HASIBA Barus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar