Jumat, 07 Februari 2014

RENUNGAN



= R E N U N G A N =
MENYIBAK KEBOHONGAN
Seorang pedagang buah  menjajakan dagangannya di keranjang yang dibentangkan di tempat berjualan mengatur susunan buah secara teratur. Buah yang bagus diletakkan dibagian atas sementara buah yang kurang bagus disusun di bagian bawah.  Semua buah yang ditata sedemikian apik membuat pembeli berselera untuk menikmatinya. Setelah tawar menawar buah dibeli, sipedagang mulai memasukkan buah ke dalam plastik. Namun anehnya sang pedagang mengambil buah dari bagian bawah. Sesampainya di rumah sang pembeli menggerutu, ternyata yang dimasukkan si pedagang adalah buah  bagian bawah yang jelek kualitasnya.
Seorang suami yang selalu menyanjung sang isteri dia mengatakan isterinya cantik, manis dan wanita terbaik di dunia sehingga sang isteri senang bukan main. Setelah beberapa lama, suami isteri itu terlibat pertengkaran hebat yang ternyata pertengkaran itu di akibatkan oleh sang suami terlibat perselingkuhan dengan wanita lain.
Serorang isteri yang selama ini terkesan setia mendampingi suaminya berumah tangga beberapa tahun hidup dengan penuh kemesraan dibawah cinta seolah-olah tak akan terpisah sampai ajal datang ternyata akhirnya berujung di pengadilan disebabkan perselingkuhan yang telah lama dijalani sang isteri dengan suami orang.
Seorang pejabat ingin dipilih menjadi pemimpin  menebar pesona kepada masyarakat dengan berbagai kalimat manis sehingga masyarakat terbuai oleh janji-janji yang diucapkan. Namun  akhirnya masyarakat kecewa dan dongkol  dengan perbuatan pejabat tersebut yang tidak sesuai dengan kenyataan yang selama ini dijanjikan.
Keempat ilustrasi di atas merupakan cuplikan dari sebuah kebohongan. Ternyata kebohongan-kebohongan itu terjadi disemua lapisan baik masyarakat, elit politik, orang kaya, orang terpandang bahkan dalam rumah tangga sendiri. Yang menjadi pertanyaan apakah sebenarnya “bohong” itu? Kebohongan yang mungkin terjadi bisa sebanyak fenomena yang mungkin terjadi di dunia. Setiap fenomena bisa dibuat versi bohongnya. Oleh sebab itu, berbohong luar biasa gampang karena tinggal men’tidak’kan apa yang ada saja.
Setiap orang berbeda menafsirkan makna bohong. Ada orang yang mengatakan bohong adalah cara untuk menyelamatkan diri. Ada orang mengatakan bahwa bohong adalah metode yang dipakai untuk memuluskan keinginan. Bahkan ada orang beranggapan bahwa bohong itu adalah sarana untuk bisa menikmati apa yang menjadi kebutuhannya meskipun itu salah. Untung yang banyak, kenikmatan yang yang dirasa, jabatan yang diraih kalau didapatkan dengan cara yang salah akan berakhir dengan jalan yang salah pula.
Secara psikologis bohong itu merupakan persekongkolan antara akal dengan nafsu. Dalam diri manusia, kedua unsur ini sangat dominan. Sehingga dominannya kedua unsur itu mengakibatkan leinginan yang menyimpang lebih besar untuk direalisasikan. Akal merupakan mesin pencetak terjadinya sebuah kebohongan. Dengan akal, maka kondisi apapun bisa dipakai dalam memuluskan keinginan. Padahal secara nurani hati menolak. Benarkah hati menolak “kebohongan” itu?
Hakikat hati adalah suci laksana air yang jernih. Maka manusia yang berbohong biasanya hatinya tidak akan tenang, merasa bersalah, merasa berdosa. Pedagang yang berbohong, suami yang berbohong, isteri yang berbohong, bahkan pejabat yang berbohong kalau ditanya hati nurani jelas tidak tenang. Betapa banyaknya manusia yang akhirnya menyesali kebohongan yang telah dilakukannya. Namun penyesalan itu biasanya terjadi apabila kebohongannya itu terkuak.
Berdasarkan tingkat dampaknya, bohong dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni bohong besar dan bohong kecil. Bohong besar adalah bohong yang menimbulkan dampak yang besar dan luas, serta sangat merugikan. Umumnya bohong besar  terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Misalnya kebohongan yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh pejabat terhadap masyarakatnya, atau pimpinan organisasi terhadap anggotanya. Termasuk ke dalam bohong besar adalah berbagai kebohongan publik yang dikeluarkan oleh berbagai pihak untuk menipu orang banyak, yang memberikan dampak yang luas, dikategorikan sebagai bohong besar.      
Bohong kecil tidak memberikan pengaruh merugikan yang luas. Bohong kecil adalah bohong yang biasa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh warga masyarakat. Biasa juga dipraktekkan di antara sesama teman, antara suami dengan isteri, antara kakak dengan adik, antara menantu dengan mertua. Pendek kata, bohong kecil adalah bohong yang kita alami dan mungkin kita lakukan dalam hidup sehari-hari.
Ada pepatah mengatakan sepandai-pandainya tupai melompat suatu saat akan jatuh juga. Itu pepatah lama, pepatah itu sekarang telah mulai bergeser dengan ungkapan baru: sepandai-pandai tupai melompat akhirnya tupai sadar juga setelah dia benar-benar jatuh.

                                                                                Penulis:
Abdusima Nasution, S.Ag., MA
(Guru MTs N Barus dan Dosen STIT HASIBA Barus)
                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar