Kamis, 27 Februari 2014

MENULIS, CIRI KHAS MANUSIA BERFIKIR



TAHUKAH ANDA ?MENULIS, CIRI KHAS MANUSIA BERFIKIR

Dalam dunia akademis, menuliskan buah fikiran dalam bentuk tulisan merupakan hasil perkawinan antara fikiran dengan ilmu. Kalau fikiran dan ilmu ada, tapi tidak dilahirkan dalam bentuk tulisan, maka jadilah fikiran dan ilmu yang “mandul.” Harus difahami bahwa menulis merupakan proses dari kegiatan berbagai unsur dalam tubuh kita. Proses terjadinya sebuah tulisan, berawal dari sesuatu yang terbayang dalam benak. Setelah sesuatu itu terus berkecamuk dalam fikiran, maka fikiran memaksakan hati untuk mengadakan sebuah renungan supaya meluahkannya dalam susunan kata-kata. Pada saat ini terjadi, maka otak akan berkomunikasi aktif dengan otak. Keinginan dari kedua unsur inilah yang menggerakkan jari-jari tangan beraktifitas dalam bentuk coretan pena, atau tombol-tombol di computer.

Pada hakikatnya banyak hal yang harus dijadikan tulisan berkaitan dengan kondisi dalam diri dan luar diri. Ada dua hal yang menjadi topik/bahan tulisan, yaitu dalam diri dan luar diri. Dalam diri adalah fenomena yang dirasakan oleh jiwa kita. Bentuk tulisan yang dilahirkan dari objek dalam diri, biasanya diluahkan dalam bentuk puisi, rintihan jiwa, sejarah diri, luapan emosi, luapan sayang, hingga kegalauan yang lagi trend pada saat ini. Sementara luar diri, biasanya dimanifestasikan dalam bentuk artikel, berita, topik bahasan, serta kritisi akan kejadian di lingkungan.
Double Bracket: Apabila ada yang mengatakan, Anda bukanlah type manusia yang berfikir, apakah Anda marah? Kalau Anda marah berarti Anda hanya tergolong manusia yang “mulai berfikir.” Tapi kalau Anda tidak marah dan tidak merasa apa-apa, berarti Anda hampir terjerumus ke golongan manusia yang “tidak berfikir”Pernahkah Anda mengalami “kegalauan”? ini dapat dicegah dalam bentuk tulisan. Pernahkah Anda melihat sesuatu kejadian yang “tidak wajar” di sekililing Anda? Kritisilah, semoga akan mendapat solusi dari si pembaca. Kebanyakan orang yang selalu menahan sesuatu pada dirinya, menyimpannya dalam hati akan menjadikan dia terus terbebani dengan hal itu.  Disamping itu informasi tentang kemajuan ilmu pengetahuan baru juga merupakan hal yang sangat membantu Anda dalam membuat sebuah tulisan. Yang menjadi kendala di tengah-tengah para calon intelektual adalah, “Bagaimana kiat untuk memulai sebuah tulisan?.” Untuk menjawab keinginan ini, coba ikuti kiat-kiat sebagai berikut:
1.      Anda faham isi/hal yang akan ditulis.
2.      Simpulkan semua isi dari tulisan dalam hati, kemudian buat judul. Usahakan judul itu dibuat dalam susunan kata-kata yang “menarik” sehingga menimbulkan syahwat/keinginan orang untuk membacanya.
3.      Mulailah menulis kata demi kata sambil terus mencocokkan ketersambungan antara kata perkata.
4.     Jangan Anda terpengaruh oleh fikiran Anda sendiri dengan ungkapan “Bagus gak tulisan saya ini?” jangan takut, sebab kalau Anda telah melakukan proses menulis, dalam dunia tulisan Anda sudah termasuk manusia yang hebat karena telah mampu mengekspresikan fikiran Anda dalam bentuk tulisan.

Double Bracket: Menulislah, pasti Anda akan terkenal, sebab kebesaran nama  ada dalam hasil karya tulisan AndaDengan menulis, maka akan tergambar sebuah kepuasan tersendiri karena telah mampu memberikan sebuah informasi bagi pembaca. Kepuasan dan kebanggan itu merupakan sebuah titik awal dari keberlanjutan Anda dalam melahirkan berbagai tulisan ke depan. Coba Anda rasakan bagaimana kondisi jiwa Anda pada saat tulisan Anda terpampang dan dibaca oleh banyak orang. Bukankah orang-orang sukses dalam hasil karyanya dimulai dari tulisan-tulisan kecil yang dibangunnya dalam tatanan kata yang sederhana? Untuk membesarkan hasil karya, itu harus dimulai dari tulisan-tulisan kecil. 

Anda akan menjadi besar dikarenakan tulisan Anda. Namun Anda tidak berarti apa-apa kalau Anda ada di tengah-tengah komunitas calon intelektual tanpa ada tulisan yang anda hasilkan. Sebab ciri khas manusia berfikir itu adalah : menulis.
                                                                              (penulis: ASMANA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar